Minggu, 05 Mei 2013

Otaku Detection

Otaku Detection




Mungkin tidak banyak orang mengenal istilah “otaku”Bukan, bukan otakku, tapi O-T-A-K-U (hehe). Di Indonesia, Otaku biasanya identik dengan orang-orang yang menggemari hal-hal yang berbau Jepang. Biasanya sih para pecinta manga atau anime. (saya pun mungkin bisa dibilang masuk dalam kalangan otaku. Hehe). Tapi sebenarnya otaku merupakan sebuah kata dalam bahasa Jepang yang berarti orang yang terobsesi atau adiksi terhadap hobi mereka. Bisa dibilang maniak mungkin dalam bahasa Indonesia. Tak hanya anime atau manga. Pecinta game, dorama, pokoknya semua orang yang sangat terobsebi akan apapun yang mereka sukai, over dalam menyukainya dapat termasuk dalam kalangan otaku.
Hmm… Tapi tulisan saya kali ini tidak akan membahas lebih jauh tentang jenis-jenis otaku yang ada. Saya akan lebih membahas tingkatan “terparah” bagi seorang otaku yaitu Nijikon.
NIJIKON, yang merupakan kependekan dari nijigen konpurekkusu (two dimensions complex) adalah istilah slang dalam bahasa Jepang yang digunakan untuk menyebut orang yang memiliki obsesi dan rasa cinta yang berlebihan terhadap satu atau lebih karakter dalam anime, manga, atau video game. Karakter tersebut biasanya dijadikan pasangan (suami/istri) dari sang penderita sindrom nijikon tersebut. Orang yang menderita sindrom ini biasanya memiliki ketakutan atau kebencian terhadap makhluk tiga dimensi baik sesama jenis maupun lawan jenis. Bisa dipastikan orang ini juga tidak bisa bersosialisasi bahkan tidak tertarik sama sekali untuk menjalin hubungan sengan sesama manusia. Dan yang paling parah adalah ia bahkan tidak punya ketertarikan seksual terhadap lawan jenisnya!
Sindrom nijikon biasanya lebih banyak menyerang pria. Karena para wanita biasanya lebih menggemari drama-drama yang menampilkan pria-pria tampan dibanding tokoh anime dua dimensi (saya salah satunya). Tidak semua otaku itu nijikon. Para otaku biasanya tidak pernah mengakui dirinya sebagai penderita nijikon. (saya 100% bukan nijikon lho..) Tapi bisa dipastikan sebagian besar nijikon berasal dari kalangan otaku.
Ada dua kasus nijikon yang cukup mengerikan yang saya peroleh. Yang pertama adalah seorang otaku Jepang berusia 27 tahun dengan username sal 9000 menikahi karakter Nene Anegasaki dari game virtual dating Love Plus pada konsol Nintendo DS. Kasus yang kedua adalah Lee Jin-gyu, seorang pria korea yang menikahi dakimakura (bantal bergambarkan karakter anime secara utuh) miliknya, Fate Testarossa. Tak tanggung-tanggung, mereka bahkan menyelenggarakan upacara pernikahan secara formal lho! (Ckckck, sayang uangnya padahal…)
Nah, sekarang mari kita buktikan apakah kita (saya juga) adalah nijikon atau bukan. Berikut ciri-ciri penderita nijikon:

1. Mengaku-ngaku sebagai pasangan (suami/istri) dari karakter anime/manga yang disukainya. (Hmm.. saya memang menyukai karakter Kudo Shinichi dalam anime Detektif Conan dan Kazehaya Shouta dalam Kimi ni Todoke [nggak cuma itu sih..hehe], tapi saya tidak pernah mengakui beliau-beliau itu sebagai suami saya lho.. Hoho…)
2. Mengubah nama aslinya dengan menghubungkan namanya dengan karakter anime/manga favoritnya, atau mengubah namanya dengan nama berbau Jepang. (Oke, saya memakai nama Edogawa. Salah satu ciri penderita!)
3. Memasang foto karakter anime/manga favoritnya di situs-situs jejaringan sosial sebagai foto utama, biasanya ditambah embel-embel yang menyatakan kecintaannya terhadap karakter tersebut. (wow, saya pernah! Shinichi-kun cinta pertama saya sih…)
4. Untuk membeli barang-barang yang berkaitan dengan karakter/manga favoritnya seorang penderita nijikon rela menghabiskan uangnya. (Tak bisa dipungkiri, rata-rata otaku memang begitu. Tapi saya masih mikir-mikir juga sih kalau ingin membeli merchandise anime… Tergantung keadaan kantong.. hehe)
5. Menghabiskan waktunya dengan menonton anime, membaca manga, atau game-game yang berkaitan dengan anime/manga favoritnya. (Ini sih pasti iya. Tapi itu kalau lagi senggang lho! Siswa yang baik harus menjadikan belajar sebagai prioritas ‘kan? hoho)
6. Cenderung kurang bersosialisasi di dunia nyata. Kalaupun bersosialisasi mungkkin hanya dengan sesama penggemar anime/manga saja, atau dengan orang-orang yang memiliki minat yang sama dengannya. (Memang sih akan lebih seru dan menyenangkan jika bisa dekat dengan orang yang sehobi dan ‘nyambung’ jika kita membicarakan hobi kita. Seorang otaku sangat butuh otaku lainnya bukan? Tapi saya masih bisa bersosialisasi kok sama manusia. Kalau tidak, sepertinya saya akan ogah membuat blog seperti ini ya?)

7. Biasanya belum memiliki pacar/pasangan dan tidak tertarik dengan manusia nyata. (Yaah.. saya memang belum punya pacar. Belum ingin tepatnya. Saya toh masih SMA. haha)
8. Sering melamun dan selalu beranggapan bahwa karakter favoritnya ada di dekatnya. (tidaaaakkk.. tidak sampai segitunya..)

9. Merasa benci terhadap karakter lain yang dekat dengan karakter yang disukainya. (sebel sih kalau karakter yang deket itu nggak kita sukai. Tapi saya merestui 100% Mouri Ran dengan Shinichi dan Kazehaya dengan Kuronuma Sawako kok. Asal tidak pindah ke karakter lain aja…)
Nah, apakah kalian positif menderita sindrom nijikon? Kalo iya, cepat-cepat ke psikiater terdekat ya! Saya sih masih aman nampaknya. Masih ada makhluk tiga dimensi ciptaan Allah swt yang saya cintai dan idolakan kok. Bagaimanapun juga ciptaan manusia tidak akan pernah bisa disandingkan dengan makhluk ciptaan Sang Khalik bukan?
Sumber: Wikipedia. Majalah Animonster volume 142 edisi Januari 2011.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar