Perkembangan Individu
1. Pengertian Perkembangan
Perkembangan adalah suatu proses tertentu yaitu proses yang terus menerus dan proses yang menuju kedepan dan tidak begitu saja dapat diulang kembali. Mengenai apa yang dimaksud dengan istilah “perkembangan” ada beberapa psikolog yang lebih setuju untuk menggunakan istilah “pertumbuhan”.
Tetapi meskipun demikian, kebanyakan para ahli psikologi cenderung membedakan pengertian kedua istilah tersebut ; “pertumbuhan” dimaksudkan untuk menunjukkan kepada perubahan-perubahan bersifat kuantitatif yang menyangkut aspek fisik jasmaniah, sebagai contoh : perubahan struktur dan organ fisik, sehingga semakin besar anak,semakin tinggi badannya. Istilah perkembangan secara khusus diartikan sebagai perubahan-perubahan yang bersifat kualitatif dan kuantitatif yang menyangkut aspek mental psikologis manusia, misalnya ; perubahan-perubahan yang berkaitan dengan pengetahuan, keyakinan agama, dan moral.
Pertumbuhan fisik akan mempengaruhi perkembangan mental psikologis manusia dengan cara pertumbuhan fisik menghasilkan unsure kematangan fungsi fisik yang akan menjadi bahan mentah dan penentu batas kualitas perkembangan.
Dalam keseluruhan perkembangan manusia dari konsepsi sampai mati, proses pertumbuhan fisik tampak mendahului proses perkembangan mental psikologis.
Dalam keseluruhan perkembangan manusia dari konsepsi sampai mati, proses pertumbuhan fisik tampak mendahului proses perkembangan mental psikologis.
Pertumbuhan fisik berlangsung sejak konsepsi dan selesai pada masa akil-baligh, sedangkan proses perkembangan mental psikologis dimulai setelah masa “resting age” lebih kurang 15 hari setelah lahir dan berakhir apabila ia telah memasuki liang lahat.
1.1. Perkembangan menurut Aliran Asosiasi
Jadi misalnya bagaimana terbentuknya pengertian lonceng pada anak-anak, mungkin akan diterangkan demikian: mungkin anak anak itu mendengar suara lonceng lalu memperoleh kesan pendengaran bagaimana tentang lonceng; selanjutnya anak-anak itu melihat lonceng tersebut lalu mendapat kesan penglihatan (mengenai warna dan bentuk); selanjutnya mungkin anak itu mempunyai kesan rabaan jika sekiranya dia mempunyai kesempatan untuk meraba lonceng tersebut. jadi gambaran mengenai lonceng itu makin lama makin lengkap.
Salah seorang tokoh aliran asosiasi yang terkenal adalah john locke. Locke berpendapat bahwa pada permulaannya jiwa anak itu adalah bersih semisal selembar kertas putih, yang kemudian sedikit demi sedikit terisi oleh pengalaman empiri. Dalam hal ini locke membedakan adanya dua macam pengalaman, yaitu:
ü Pengalaman luar, yaitu pengalaman yang diperoleh dengan melalui panca indra.
ü Pengalaman dalam, yaitu pengalaman mengenai keadaan dan kegiatan batin sendiri.
1.2. Perkembangan menurut Tipologi Gestal
Pengikut-pengikut aliran psikologi Gestalt mengemukakan konsep yang berlawanan dengan konsepsi yang dikemukakan oleh para ahli yang mengikuti aliran asosiasi. Bagi para ahli yang mengikuti gestalt, perkembangan itu adalah proses diferensiasi. Dalam proses diferensiasi itu yang primer adalah keseluruhan, sedangakan bagian bagian adalah skunder; bagian-bagian hanya mmpunyai arti sebagai bagian dari pada keseluruhan dalam hubungan fungsional dengan bagian-bagian yang lain; keseluruhan ada terlebih dahulu disusul oleh bagian-bagiannya. Kalau kita ketemu dengan seorang teman misalnya, dari kejauhan yang kita saksikan terlebih dahulu bukanlah bajunya yang baru atau vulpennya yang bagus, atau dahinya yang terluka, melainkan justru teman kita itu sebagai keseluruhan. Baru kemudian kita susul dengan menyaksikan adanya hal-hal khusus tertentu. Misalnya: bajunya baru dan sebagainya.
Juga pengenalan anak terhadap dunia luar merupakan proses diferensiasi. Mula-mula anak merasa satu dengan dunia sekitarnya, baru kemudian ada diferensiasi: dia merasa (mengetahui) dirinya sebagai suatu yang berbeda dari dunia sekitarnya. Lebih jauh dia dapat membedakan bahwa dunia sekitanya itu terdiri dari manusia dan bukan manusia.
Juga pengenalan anak terhadap dunia luar merupakan proses diferensiasi. Mula-mula anak merasa satu dengan dunia sekitarnya, baru kemudian ada diferensiasi: dia merasa (mengetahui) dirinya sebagai suatu yang berbeda dari dunia sekitarnya. Lebih jauh dia dapat membedakan bahwa dunia sekitanya itu terdiri dari manusia dan bukan manusia.
1.3. Perkembangan menurut Aliran Sosiologis
Perkembangan merupakan suatu proses sosialisasi dalam bentuk irnitasi yang berlangsung dengan adaptasi (penyesuaian) dan seleksi. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan manusia adalah keturunan, lingkungan, dan manusia itu sendiri.
2. Fase-fase perkembangan menurut beberapa ahli psikologi
2.1. Santrok dan Yussen
2.1.1. Fase pra natal (saat dalam kandungan) adalah waktu yang terletak antara masa pembuahan dan masa kelahiran. Pada saat ini terjadi pertumbuhan yang luar biasa dari satu sel menjadi satu organisme yang lengkap dengan otak dan kemampuan berperilaku, dihasilkan dalam waktu lebih kurang sembilan bulan.
2.1.2. Fase bayi adalah saat perkembangan yang brrlangsung sejak lahir sampai 18 atau 24 bulan. Masa ini adalah masa ynng sangat. Bergantung kepada orang tua. Banyak kegiatan-kegiatan psikologis yang baru dimulai misalnya; bahasa, koordinasi sensori motor dan sosialisasi.
2.1.3. Fase kanak-kanak awal adalah fase perkembangan yang berlangsung sejak akhir masa bayi sampai 5 atau 6 tahun, kadang-kadang disebut masa pra sekolah. Selama fase ini mereka belajnr melakukan sendiri banyak hal dan berkembang keterampilan-keteranipilan yang berkaitan dengan kesiapan unttik bersekolah dan memanfaatkan waktu selama beberapa jam untuk bermain sendiri ataupun dengan temannya. Memas.uki kelas satu SD menandai berakhirnya fase ini.
2.1.4. Fase kannk-knnak tengah dan akhir adalah fase perkembangan yang berlangsung sejak kira-kira umur 6 sampai 11 tahun, sama dengan masa usia sekolah dasar. Anak-anak menguasai keterampilan-keterampilan dasar membaca, menulis dan berhitung. Secara formal mereka mulai
memastiki dunia yang lebih luas dengan budayanya. Pencapaian prestasi menjadi arah perhatian pada dunia anak, dan pengendalian diri sendiri bertambah pula.
memastiki dunia yang lebih luas dengan budayanya. Pencapaian prestasi menjadi arah perhatian pada dunia anak, dan pengendalian diri sendiri bertambah pula.
2.1.5. Masa remaja adalah masa perkembangan yang merupakan transisi dr.ri masa Nanak-kanak ke masa dewasa? aval, yang dimulai kira-kira timur 10 sampai 12 tahun dan berakhir kira-kira umur 18 sampai 22 tahun. Remaja mengalami perubahan-penibahan fisik yang sangat cepat, perubahan perbandingan ukuran bagian-bagian badan
2.2. Charlote Buhler
2.2.1. Fase 0-1 tahun : Masa-masa menghayati obyek-obyek di luar diri sendiri, dan saat melatih fungsi-fungsi terutama melatih fungsi motorik: yaitu fungsi-fungsi yang berkaitan dengan gerakan-gerakan dari badan dan anggota badan.
2.2.2. B. Fase 2-4 tahun : Masa pengenalan dunia obyektif di luar diri sendiri disertai penghayatan subyektif.
2.2.3. Fase 5-8 tahun : masuk pada sosialisasi anak. Pada saat ini anak mulai memasuki masyarakat luas (misalnya taman kanak-kanak, pergaulan dengan kawan-kawan sepermaian dan sekolah rendah).
2.2.4. Fase 9-11 tahun : masa sekolah rendah. Pada periode ini anak mencapai obyektifitas tertinggi.
2.2.5. Fase 14-19 tahun : masa tercapainya sintesa antar sikap ke dalam batin sendiri dengan sikap ke luar kepada dunia obyektif.
2.3. Perkembangan individu dalam Islam menurut Netty Hartati dkk (2004)
2.3.1. Fase Pra-Natal
Fase perkembangan manusia pada masa prenanatal ini sebagaimana dijelaskan baik dari sumber hadits dan al-Qur’an merupakan proses yang saling berkaitan, pada periode pra-natal ini dimana sifat bawaan dan jenis kelamin individu. Dalam masa ini merupakan langkah awal perkembangan dan pertumbuhan serta pembentukan kepribadian, maka sebagian ulama menyarankan dalam masa seorang ibu yang hamil hendak sering membaca Al-Qur’an dan banyak melakukan perbuatan yang baik dan terpuji sehingga perbuatan yang baik tersebut akan menjadi kepribadian anak dalam kandungan tersebut.
2.3.2. Fase Lahir
Fase lahir merupakan permulaan atau periode awal keberadaan sebagai individu dan pada masa ini dimulai dari kelahiran dan berakhir pada saat bayi menjelang dua minggu dan periode ini janin mulai menyesuaikan dirinya dengan kehidupan di luar hamil.
2.3.3. Fase Dua Tahun Pertama
Rasulullah SAW bersabda tentang pendidikan anak tersebut sebagaimana sabdanya yang berbunyi:
“Mulailah mendidik anak-anak kalian dengan kalimat yang pertama : Laa ilaha illallah (Tidak ada Tuhan selain Allah), bimbinglah mereka ketika mereka berada dalam sekarat dengan laa ilaha illallah ! (H.R al-Baihaqi).
2.3.4. Fase kanak-kanak
Hukum tempo perkembangan menyatakan bahwa tiap-tiap anak memiliki tempo perkembangan yang berbeda. Anak juga memiliki masa peka, yaitu suatu masa di mana suatu organ atau unsur psikologis anak mengalami perkembangan yang sebaik-baiknya. Bagi seorang pendidik, mengetahui perkembangan anak diperlukan dalam membimbing anak sesuai dengan perkembangannya.
3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan
3.1. Nativisme
3.2. Empirisme
Sedangkan para ahli dari golongan empirisme yang di prakarsai oleh John Locke, berpendapat bahwa perkembangan individu sepenuhnya ditentukan oleh faktor lingkungan/pendidikan.
3.3. Konvergensi
Aliran yang nampak menengahi kedua pendapat tersebut adalah aliran konvergensi yang diketuai oleh William Sterm, aliran ini berpendapat bahwa perkembangan individu sebenarnya ditentukan oleh kedua kekuatan tersebut.
Baik faktor dasar/pembawaan secara konvergent akan menentukan perkembangan seorang individu, tetapi sejauh mana pengaruh kedua faktor tersebut sukar untuk ditentukan. Tetapi tidak ada salahnya bila beberapa faktor tersebut kita tinjau :
1. Intelligensi
Berdasasrkan penelitian terman LM (Genetic Studies of Genius) dan Mead TD (The age of walking in relation to general intelligence) telah dibuktikan adanya pengaruh intelligensi terhadap tempo perkembangan anak terutama dalam perkembangan berjalan dan berbicara.
2. Seks
Perbedaan perkembangan antara kedua jenis seks tidak tampak jelas. Yang nyata terlihat adalah kecepatan dalam pertumbuhan jasmaninya. Pada waktu lahir anak laki-laki terlihat lebih besar dari ank perempuan, tetapi anak perempuan lebih cepat perkembangannya dan lebih cepat pula dalam mencapi kedewasaannya dari pada anak laki-laki.
3. Kelenjar-kelenjar
Hasil penelitian di lapangan indoktrinologi (kelenjar buntu) menunjukan adanya peranan penting dari kelenjr ini dalam pertumbuhan jasmani dan rohani dan jelas pengaruhnya terhadap perkembangan anak sebelum dan sesudah dilahirkan. Sebagai contoh, Kelenjar yang mengeluarkan kalsium yang letaknya di tenggorokan, jika kelenjar ini kurang mengeluarkan kalsium maka akan mempengaruhi tumbuhnya tulang-tulang dan otot-otot.
Hasil penelitian di lapangan indoktrinologi (kelenjar buntu) menunjukan adanya peranan penting dari kelenjr ini dalam pertumbuhan jasmani dan rohani dan jelas pengaruhnya terhadap perkembangan anak sebelum dan sesudah dilahirkan. Sebagai contoh, Kelenjar yang mengeluarkan kalsium yang letaknya di tenggorokan, jika kelenjar ini kurang mengeluarkan kalsium maka akan mempengaruhi tumbuhnya tulang-tulang dan otot-otot.
4. Kebangsaan (ras)
Anak-anak dari ras Mediteranian (lautan tengah) tumbuh lebih cepat dari anak-anak Eropah sebelah utara. Anak-anak Negro dan Indian rupanya pertumbuhan mereka tidak begitu cepat dibandingkan dengan anak-anak kulit putih dan kuning.
5. Posisi dalam keluarga
Kedudukan anak dalam keluarga merupakan keadaan yang dapat mempengaruhi perkembangan. Anak bungsu biasanya perkembangannya lebih lambat6 karen dimanja. Dalam hal anak tunggal perkembangan mentalitasnya cepat, karena pergaulan dengan orng-orang dewasa lebih besar.
6. Makanan
Perkembangan fisik dan mental anak-anak kita secara langsung atau tidak juga dipengaruhi oleh faktor makanan yang sehat dan cukup bergizi.
Perkembangan fisik dan mental anak-anak kita secara langsung atau tidak juga dipengaruhi oleh faktor makanan yang sehat dan cukup bergizi.
7. Kultur (Budaya)
Faktor budaya ini sangat besar pengaruhnya sehingga dapat mempengaruhi sifat kepribadian dan kedewasaan seseorang. Yang termasuk budaya disini selain budaya masyarakat juga termasuk didalamnya budaya pendidikan, agama, dan sebagainya.
Selain faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan diatas Elizabeth B. Hurlock mengemukakan beberapa hal yang menjadi penyebab terjadinya perkembangan (Cause of Development), yaitu:
a. Kematangan (Maturation)
b. Perkembangan fisik dan mental adalah sebagian akibat daaripada kodrat yang telah menjadi bawan dan juga daripada latihan dan pengalaman si anak. Pertumbuhan secar kodrat kadang-kadang timbulya secara sekonyong-konyong. Pada kanak-kanak sering kita lihat, tiba-tiba anak itu bisa berdiri, berjalan, berbicara dan sebagainya ynag kadang-kadang sesudah seseorang menilai bahwa anak itu sangat terbelakang dalam perkembangannya.
c. Belajar dan Latihan (Lerning)
Kombiansi kematangan dan belajar (Interaction of Maturation and Learning) Kedua sebab kematangan dan belajar itu tidak berlangsung sendiri-sendiri, tetapi bersama-sama. Biasanya melalui pelatihan yang tepat dan terarah dapat menghasilkan perkembangan yang maksimum, tetapi kdang-kadang meskipun bantuan kuat dan usahanya effektif tidak berhasil sesuai yang diharapkan, jika batas perkembangan lekas tercapai atau daya berkembangnya sangat terbatas.
Kematangan suatu sifat sangat penting bagi seorang pendidik untuk mengetahuinya, karena pada tingkat itulah si anak akan memberikan reaksi sebaik-baiknya terhadap semua usaha bimbingan yang sesuai bagi mereka. Telah banyak percobaan-percobaan diadakan untuk mengetahui sampai dimana seorang anak dapat berkembang hanya atas dasar kodrat dan sejauh mana atas dasar pengalaman. Hasilnya antara lain:
a. Pada tahun-tahun pertama kematangan ini penting karena memungkinkan pengajaran / pelatihan
b. Dalam hal perkembangan phylogenetic tidak terdapat perbedaan di antara anak kembar dan anak yang berbeda ras nya (Negro dan Amerika misalnya)
c. Belangsungnya secara bersama-sama antara pertumbuhan kodrat (kematangan) dengan pengajaran/pelatihan adalah sangat menguntungkan bagi perkembangan anak.
4. Sifat-sifat anak
4.1. Periodisasi berdasarkan Biologis
Periodisasi atau pembagian masa-masa perkembangan ini didasarkan pada keadaan atau proses biologis tertentu.
Aristoteles menggambarkan perkembangan anak sejak lahir sampai dewasa dalam tiga periode yang lamanya masing-masing 7 tahun sebagai berikut:
a. Fase anak kecil, dari 0,0-7,0, masa bermain.
b. Fase anak sekolah: dari 7,0-14,0; masa belajar atau masa sekolah rendah.
c. Fase remaja; dari umur 14,0-21,0; masa peralihan dari anak menjadi orang dewasa.
4.2. Periodisasi berdasarkan Diktatis
Salah seorang tokoh yang terkenal dalam pembagian periode ini ialah Comenius, yang sangat terkenal konsepsinya mengenai macam-macam sekolah yang disesuiakan dengan perkembangan anak; yaitu:
a. Masa sekolah ibu, untuk anak-anak umur 0,0-6,0.
b. Masa sekolah bahasa ibu, untuk anak-anak umur 6,0-12,0.
c. Masa sekolah bahasa latin, untuk anak-anak umur 12,0-18,0
d. Masa sekolah tinggi, untuk anak-anak umur 18,0-24,0.
Periodisasi perkembangan yang telah dikemukakan di atas merupakan pembagian lama yang membatasi periodisasi perkembangan hanya sejak lahir sampai masa dewasa (dari umur 0,0-21,0 atau 25,0).
Pembagian masa-masa perkembangan sekarang ini seperti yang dikemukakan oleh Harvey A. Tilker, phD dalam “Developmental Psychology To day” (1975) dan Elizabeth B. Hurlock dalam “Developmental Psychology” (1980) tampak sudah lengka mencangkup sepanjang hidup manusia sesuai dengan hakikat perkembangan manusia yang berlangsung sejak konsepsi sampai mati dengan pembagian periodisasinya sebagai berikut:
a. Masa sebelum lahir (pranatal) selama 9 bulan atau 280 hari.
b. Masa bayi baru lahir (new born) 0,0 sampai 2 minggu.
c. Masa bayi (babyhood) dari 2 minggu sampai 2,0.
d. Masa kanak-kanak awal (early childhood) dari 2,0 sampai 6,0.
e. Masa kanak-kanak akhir (later childhood) dari 6,0-12,0
f. Masa puber (puberty) dari 11,0 atau 12,0 sampai 15,0 atau 16,0.
g. Masa remaja (adolescence) dari 15,0 atau 16,0 sampai 21,0.
h. Masa dewasa awal (early adulthood) dari 21,0 sampai 40,0.
i. Masa dewasa madya (middle adulthood) dari 40,0 sampai 60,0.
j. Masa usia lanjut (later adulthood) dari 60,0 sampai …
4.3. Periodisasi berdasarkan Psikologis
Tokoh utama yang mendasarkan periodisasi ini pada keadaan psikologis ialah Oswald Kroch. Oleh Kroch masa kegoncangan ini disebutnya “Trotz Periode” dan selama perkembangannya anak mengalami dua kali Trotz Periode, yaitu:
a. dalam tahun ketiga, atau kadang-kadang juga pada permulaan tahun keempat;
b. pada permulaan masa pubertas; bagi anak laki-laki pada tahun ketiga belas.
Kedua Trotz Periode inilah yang membatasi antara fase yang satu dengan fase yang lainnya. dengan demikian Oswald Kroch membagi masa perkembangan anak menjadi tiga fase:
a. Dari lahir sampai masa Trotz pertama, yang biasanya disebut masa anak-anak awal.
b. Dari masa Trotz pertama sampai masa Trotz kedua, yang biasanya disebut masa keserasian bersekolah.
c. Dari masa Trotz kedua sampai akhir remaja, yang biasanya disebut masa kematangan. Umur berakhirnya masa remaja itu tidak dapat dipastikan tetapi sebagai ancar-ancarnya pada umur 21 tahun.
5. Kesimpulan dan Penutup
5.1. Psikologi perkembangan ialah suatu ilmu yang merupakan bagian dari psikologi. Dalam ruang lingkup psikologi, ilmu ini termasuk Psikologi Khusus, yaitu Psikologi yang mempelajari kekhususan dari pada tingkah laku individu.
5.2. Kegunaan mempelajari Psikologi Perkembangan, antara lain :
5.2.1. Mengetahui fakta-fakta dan perinsip-perinsip mengenal tingkah laku manusia.
5.2.2. Untuk memahami kepribadian sendiri.
5.2.3. Untuk menilai tingkah laku yang normal.
5.3. “Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang sistematis (perubahan yang bersifat saling kebergantungan atau saling mempengaruhi antara satu bagian dengan bagian lainnya, baik fisik maupun psikis dan merupakan satu kesatuan yang harmonis), progresif (perubahan yang terjadi bersifat maju, meningkat dan meluas, baik secara kuantitatif/fisik mapun kualitatif/psikis), dan berkesinambungan (perubahan pada bagian atau fungsi organisme itu berlangsung secara beraturan atau berurutan) dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan pula sebagai perubahan – perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan atau kematangannya”. (Yusuf, 2003:15). Setiap individu akan mengalami proses perkembangan yang berlangsung melalui tahapan-tahapan perkembangan secara berantai.
5.4. Penutup
Demikianlah makalah yang penulis buat, tentunya disana-sini masih banyak kekurangan dan perlu disempurnakan agar problematika perkembangan individu jauh lebih dapat dipelajari dan menjadi acuan pembelajaran khususnya penulis dan para pembaca.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar